Manajemen bakat

Manajemen bakat (bahasa Inggris: Talent management) adalah suatu proses manajemen sumber daya manusia terkait tiga proses. Pertama, mengembangkan dan memperkuat karyawan baru pada proses pertama kali masuk perusahaan (onboarding). Kedua, memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada di perusahaan. Ketiga, menarik sebanyak mungkin pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen, dan karakter bekerja pada perusahaan.[1]

Istilah manajemen bakat pertama kali diperkenalkan oleh McKinsey & Company following melalui salah satu studi yang dilakukannya tahun 1997.[2] Pada tahun berikutnya, manajemen bakat kemudian menjnadi salah satu judul buku yang ditulis bersama oleh Ed Michaels, Helen Handfield-Jones, dan Beth Axelrod berjudul The War for Talent tahun 2001.[3]

Perusahaan-perusahaan yang menggunakan manajemen bakat sebagai salah satu strategi pengelolaan sumber daya manusia berusaha seoptimal mungkin mengaitkan proses pencarian, pemikatan, pemilihan, pelatihan, pengembangan, pemeliharaan, promosi, dan pemindahan pegawai agar terkait dengan bisnis utama perusahaan.

Paradigma yang terkandung di balik manajemen bakat adalah “perusahaan bersaing di level individual”. Bila berhasil mendapatkan individu-inidividu yang secara rata-rata lebih baik dari pemain lainnya, maka akan mendapatkan perusahaan yang akan lebih baik dari pemain lainnya. Manajemen bakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen kepemimpinan. Perusahaan yang memberi fokus kepada manajemen bakat biasanya mempunyai perencanaan suksesi ("succession planning") yang lebih baik, melalui proses kaderisasi, regenerasi, dan suksesi.

  1. ^ Carpenter, Mason, Talya Bauer, and Berrin Erdogan. Management and Organizational Behavior. 1. 1. Flatworld Knowledge, 409. Print.
  2. ^ The War for Talent, McKinsey Quarterly
  3. ^ Michaels, Ed; Handfield-Jones, Helen; Axelrod, Beth (2001). The War for Talent. Harvard Business Press. ISBN 9781578514595. 

Developed by StudentB